Pages

Monday

5 PENYEBAB KENAPA FOTO ANDA BELUM JUGA TAJAM


Banyak sekali pertanyaan dikirimkan melalui halaman Kontak mengenai kenapa foto yang anda hasilkan sampai sekarang masih belum bisa tajam seperti harapan. Nah agar foto anda selalu tajam, hal terpenting yang anda harus ketahui adalah apa saja penyebab foto anda blur.
LET'S THE MUSIC PLAY
Kalau dirunut-runut secara logika dan praktek dilapangan, penyebab foto tidak tajam alias blur bisa ditelusuri dari 5 hal dibawah ini. Sekedar asumsi, anggap saja kita sekarang ini menggunakan lensa 50mm f/1,8.
1. Shutter Speed Kurang Cepat
Aturan penting saat anda memegang kamera adalah jangan menggunakan shutter speedlebih lambat dibanding 1/panjang focal. Jadi saat memotret dengan lensa 50mm, anda sebaiknya menggunakan shutter speed 1/60 atau lebih cepat, itupun dengan catatan anda bisa memeganynya dengan sangat stabil.
Semakin panjang focal length lensa, makin cepat shutter speed yang kita sebaiknya gunakan. Saat menggunakan lensa 200mm, anda paling tidak memakai 1/250 detik. Lensa tele tidak hanya memperbesar obyek foto, mereka juga membuat blur tampak lebih kelihatan. Memiliki lensa dengan IS dan VR tentu juga membantu.
MEMBEKUKAN GERAKAN DENGAN SHUTTER PRIORITY
http://belajarfotografi.com/wp-content/uploads/belajar-fotografi-shutter-3-thumb.jpg <fb:like href="http://belajarfotografi.com/membekukan-gerakan-motion-freeze-shutter-priority/" send="true" layout="standard" show_faces="false" width="450" action="like" colorscheme="dark" class=" fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; position: relative; display: inline-block; "><span style='display:inline-block'>
Kalau anda sudah mulai mempelajari setting manual eksposur yang tersedia di kamera sekarang waktunya bermain-main dengan settingan yang ada. Di artikel ini kita akan membahas cara membekukan gerakan (motion freeze) menggunakan mode shutter priority.
Sekedar refreshing, seperti yang sudah ditulis sebelumnya shutter speed adalah besaran seberapa lama sensor melihat cahaya (alias eksposur) – baca kembali tentang shutter speed dan shutter priority.
Secara garis besar mempercepat maupun memperlambat shutter speed menghasilkan foto yang berbeda. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah, semua tergantung pesan yang kita inginkan. Shutter speed super cepat membuat anda bisa membekukan gerakan burung terbang, memperlambat shutter speed membuat anda bisa menghasilkan foto panning yang menunjukkan pergerakan (baca tips memotret panning). Baik kita mulai:
Untuk Gerakan Super Cepat
Semakin cepat gerakan yang ingin anda bekukan dalam foto, semakin cepat shutter speed yang di butuhkan. Pada contoh foto diatas, shutter speed yang dipilih sangat cepat yakni sebesar 1/5000 detik. Shutter speed secepat itu dibutuhkan karena gerakan si peselancar memang sangat cepat, sementara saya berada diatas boat yang juga bergerak mendekat, jadi baik obyek maupun kamera saling bergerak secara relatif. Untuk itu kamera di set di mode shutter priority dan auto ISO serta focus di posisi continous (baca mode autofokus disini). Saya tentukan terlebih dahulu shutter speed di posisi 1/5000 sehingga kamera memilih aperture sebesar f/2.8.
Bagaimana untuk gerakan yang tidak seekstrim itu?
http://belajarfotografi.com/wp-content/uploads/3539161615_3f6e089336-thumb.jpg
Foto ini menunjukkan orang yang sedang berjogging di pagi yang cukup cerah. Fotografer cukup membutuhkan shutter speed sedang (1/400 detik) dan itu sudah cukup untuk membekukan gerakant. Kenapa tidak perlu secepat contoh sebelumnya? karena gerakan orang jogging relatif lebih lambat dibanding selancar, plus karena fotografer dalam posisi diam serta karena bidang obyek (orang berlari) relatif paralel dengan bidang fokus kamera (tidak bergerak mendekat seperti contoh selancar).
Oke, satu contoh lagi:
http://belajarfotografi.com/wp-content/uploads/belajar-fotografi-shutter-speed-2-thumb.jpg
Foto ini membutuhkan shutter speed sebesar 1/800 detik. Saya dalam posisi diam dan burung yang terbang sedang berusaha memperlambat gerakan, namun jarak burung dari saya cukup dekat (sekitar 6 meter) sehingga saya membutuhkan shutter speed sebesar 1/800 detik.
Tidak ada patokan resmi berapa shutter speed yang dibutuhkan untuk setiap situasi dimana kita ingin membekukan gerakan. Yang jelas anda harus langsung praktek, namun ada beberapa point yang bisa ditarik dari 3 contoh diatas.
Kesimpulan
Secara garis besar, untuk membekukan gerakan anda perlu mempertimbangkan beberapa hal:
1.    Kecepatan obyek itu sendiri, makin cepat obyeknya makin cepat shutter speed yang dibutuhkan
2.    Kecepatan relatif kita (fotografer) terhadap obyek. Kalau kita bergerak mendekat maka shutter speed yang dibutuhkan juga makin tinggi
3.    Jarak obyek. Semakin dekat jarak obyek dengan fotografer maka shutter speed yang dibutuhkan juga makin tinggi
4.    Panjang focal lensa anda. Semakin panjang focal lensa anda maka makin cepat shutter speed yang dibutuhkan.

2. Perhatikan Pergerakan Subyek
Aturan nomor 1 diatas oke kalau anda memotret benda diam dan si tukang foto juga diam, tapi kalau yang kita foto adalah mobil dijalan atau burung terbang atau kita yang memotret juga bergerak, tentu hanya dengan 1/panjang focal tetap saja foto masih terlihat tidak tajam.
Dalam situasi ini, anda membutuhkan teknik tersendiri, untuk itu baca artikel yang menjelaskan cara membekukan gerakan ini.
3. Memotret Wide Open
Memotret dengan lensa seperti 50mm f/1.8 merangsang kita untuk menggunakan bukaan terbesar di f/1.8. Masalahnya adalah, lensa secara fisik memiliki kelemahan menghasilkan foto super tajam saat dipakai di aperture terbesarnya. Bukan berarti lantas anda harus selalu memotret di sweet spot lensa macam di f/4, tapi paling tidak turunkan bukaan barang sedikit. Saat memakai lensa f/1.8, coba gunakan bukaan f/2 atau f/2.8.
Kalau mau foto tajam di bukaan f/1.8 anda membutuhkan lensa f/1.2. Mau tajam di f/1.4, maka belilah lensa f/0.95 (dengan menjual ginjal sebelah heheh, becanda bro dan sis).
4. ISO Tinggi
Memotret dengan ISO yang terlalu tinggi memiliki resiko menghasilkan noise yang juga tinggi. Memang kamera sekarang, terutama yang kelas mahal, sudah lebih canggih dalam hal menyembunyikan noise dalam ISO yang tinggi macam ISO 3200, namun noise tetaplah noise. Kecuali anda menggunakan kamera kelas atas, noise akan terlihat saat kita memaksa menggunakan ISO tinggi. Dan noise bisa menyebabkan detail dalam foto tampak kurang tajam dan mengurangi ketajaman foto secara keseluruhan.
5. Kualitas Cahaya
Ada tajam yang benar-benar tajam dan ada tajam karena terlihat tajam. Terlihat tajam manakala kita memotret dalam kontras yang pas, dalam beda gelap terang yang manis dan itu semua membutuhkan kualitas cahaya yang bagus. Cobalah memotret dalam kondisi cahaya yang flat, rata dan kurang kontras, maka foto jadi terlihat kurang tajam. Secara teknis bisa saja sudah tajam, tapi secara visual terlihat biasa dan tidak tajam. Jadi carilah kondisi dimana foto kita memiliki definisi kontras yang bagus.
Kalau masih belum puas dan jelas soal ketajaman foto, artikel ini juga membantu.
Well, selamat mengasah pisau di kamera dan lensa anda.

Banyak sekali pertanyaan dikirimkan melalui halaman Kontak mengenai kenapa foto yang anda hasilkan sampai sekarang masih belum bisa tajam seperti harapan. Nah agar foto anda selalu tajam, hal terpenting yang anda harus ketahui adalah apa saja penyebab foto anda blur.
LET'S THE MUSIC PLAY
Kalau dirunut-runut secara logika dan praktek dilapangan, penyebab foto tidak tajam alias blur bisa ditelusuri dari 5 hal dibawah ini. Sekedar asumsi, anggap saja kita sekarang ini menggunakan lensa 50mm f/1,8.
1. Shutter Speed Kurang Cepat
Aturan penting saat anda memegang kamera adalah jangan menggunakan shutter speedlebih lambat dibanding 1/panjang focal. Jadi saat memotret dengan lensa 50mm, anda sebaiknya menggunakan shutter speed 1/60 atau lebih cepat, itupun dengan catatan anda bisa memeganynya dengan sangat stabil.
Semakin panjang focal length lensa, makin cepat shutter speed yang kita sebaiknya gunakan. Saat menggunakan lensa 200mm, anda paling tidak memakai 1/250 detik. Lensa tele tidak hanya memperbesar obyek foto, mereka juga membuat blur tampak lebih kelihatan. Memiliki lensa dengan IS dan VR tentu juga membantu.
MEMBEKUKAN GERAKAN DENGAN SHUTTER PRIORITY
http://belajarfotografi.com/wp-content/uploads/belajar-fotografi-shutter-3-thumb.jpg <fb:like href="http://belajarfotografi.com/membekukan-gerakan-motion-freeze-shutter-priority/" send="true" layout="standard" show_faces="false" width="450" action="like" colorscheme="dark" class=" fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; position: relative; display: inline-block; "><span style='display:inline-block'>
Kalau anda sudah mulai mempelajari setting manual eksposur yang tersedia di kamera sekarang waktunya bermain-main dengan settingan yang ada. Di artikel ini kita akan membahas cara membekukan gerakan (motion freeze) menggunakan mode shutter priority.
Sekedar refreshing, seperti yang sudah ditulis sebelumnya shutter speed adalah besaran seberapa lama sensor melihat cahaya (alias eksposur) – baca kembali tentang shutter speed dan shutter priority.
Secara garis besar mempercepat maupun memperlambat shutter speed menghasilkan foto yang berbeda. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah, semua tergantung pesan yang kita inginkan. Shutter speed super cepat membuat anda bisa membekukan gerakan burung terbang, memperlambat shutter speed membuat anda bisa menghasilkan foto panning yang menunjukkan pergerakan (baca tips memotret panning). Baik kita mulai:
Untuk Gerakan Super Cepat
Semakin cepat gerakan yang ingin anda bekukan dalam foto, semakin cepat shutter speed yang di butuhkan. Pada contoh foto diatas, shutter speed yang dipilih sangat cepat yakni sebesar 1/5000 detik. Shutter speed secepat itu dibutuhkan karena gerakan si peselancar memang sangat cepat, sementara saya berada diatas boat yang juga bergerak mendekat, jadi baik obyek maupun kamera saling bergerak secara relatif. Untuk itu kamera di set di mode shutter priority dan auto ISO serta focus di posisi continous (baca mode autofokus disini). Saya tentukan terlebih dahulu shutter speed di posisi 1/5000 sehingga kamera memilih aperture sebesar f/2.8.
Bagaimana untuk gerakan yang tidak seekstrim itu?
http://belajarfotografi.com/wp-content/uploads/3539161615_3f6e089336-thumb.jpg
Foto ini menunjukkan orang yang sedang berjogging di pagi yang cukup cerah. Fotografer cukup membutuhkan shutter speed sedang (1/400 detik) dan itu sudah cukup untuk membekukan gerakant. Kenapa tidak perlu secepat contoh sebelumnya? karena gerakan orang jogging relatif lebih lambat dibanding selancar, plus karena fotografer dalam posisi diam serta karena bidang obyek (orang berlari) relatif paralel dengan bidang fokus kamera (tidak bergerak mendekat seperti contoh selancar).
Oke, satu contoh lagi:
http://belajarfotografi.com/wp-content/uploads/belajar-fotografi-shutter-speed-2-thumb.jpg
Foto ini membutuhkan shutter speed sebesar 1/800 detik. Saya dalam posisi diam dan burung yang terbang sedang berusaha memperlambat gerakan, namun jarak burung dari saya cukup dekat (sekitar 6 meter) sehingga saya membutuhkan shutter speed sebesar 1/800 detik.
Tidak ada patokan resmi berapa shutter speed yang dibutuhkan untuk setiap situasi dimana kita ingin membekukan gerakan. Yang jelas anda harus langsung praktek, namun ada beberapa point yang bisa ditarik dari 3 contoh diatas.
Kesimpulan
Secara garis besar, untuk membekukan gerakan anda perlu mempertimbangkan beberapa hal:
1.    Kecepatan obyek itu sendiri, makin cepat obyeknya makin cepat shutter speed yang dibutuhkan
2.    Kecepatan relatif kita (fotografer) terhadap obyek. Kalau kita bergerak mendekat maka shutter speed yang dibutuhkan juga makin tinggi
3.    Jarak obyek. Semakin dekat jarak obyek dengan fotografer maka shutter speed yang dibutuhkan juga makin tinggi
4.    Panjang focal lensa anda. Semakin panjang focal lensa anda maka makin cepat shutter speed yang dibutuhkan.

2. Perhatikan Pergerakan Subyek
Aturan nomor 1 diatas oke kalau anda memotret benda diam dan si tukang foto juga diam, tapi kalau yang kita foto adalah mobil dijalan atau burung terbang atau kita yang memotret juga bergerak, tentu hanya dengan 1/panjang focal tetap saja foto masih terlihat tidak tajam.
Dalam situasi ini, anda membutuhkan teknik tersendiri, untuk itu baca artikel yang menjelaskan cara membekukan gerakan ini.
3. Memotret Wide Open
Memotret dengan lensa seperti 50mm f/1.8 merangsang kita untuk menggunakan bukaan terbesar di f/1.8. Masalahnya adalah, lensa secara fisik memiliki kelemahan menghasilkan foto super tajam saat dipakai di aperture terbesarnya. Bukan berarti lantas anda harus selalu memotret di sweet spot lensa macam di f/4, tapi paling tidak turunkan bukaan barang sedikit. Saat memakai lensa f/1.8, coba gunakan bukaan f/2 atau f/2.8.
Kalau mau foto tajam di bukaan f/1.8 anda membutuhkan lensa f/1.2. Mau tajam di f/1.4, maka belilah lensa f/0.95 (dengan menjual ginjal sebelah heheh, becanda bro dan sis).
4. ISO Tinggi
Memotret dengan ISO yang terlalu tinggi memiliki resiko menghasilkan noise yang juga tinggi. Memang kamera sekarang, terutama yang kelas mahal, sudah lebih canggih dalam hal menyembunyikan noise dalam ISO yang tinggi macam ISO 3200, namun noise tetaplah noise. Kecuali anda menggunakan kamera kelas atas, noise akan terlihat saat kita memaksa menggunakan ISO tinggi. Dan noise bisa menyebabkan detail dalam foto tampak kurang tajam dan mengurangi ketajaman foto secara keseluruhan.
5. Kualitas Cahaya
Ada tajam yang benar-benar tajam dan ada tajam karena terlihat tajam. Terlihat tajam manakala kita memotret dalam kontras yang pas, dalam beda gelap terang yang manis dan itu semua membutuhkan kualitas cahaya yang bagus. Cobalah memotret dalam kondisi cahaya yang flat, rata dan kurang kontras, maka foto jadi terlihat kurang tajam. Secara teknis bisa saja sudah tajam, tapi secara visual terlihat biasa dan tidak tajam. Jadi carilah kondisi dimana foto kita memiliki definisi kontras yang bagus.
Kalau masih belum puas dan jelas soal ketajaman foto, artikel ini juga membantu.
Well, selamat mengasah pisau di kamera dan lensa anda.

0 comments:

Post a Comment